Sabtu, 12 November 2011

MK EKOLOGI ANGKATAN 2011 (Ir Arif Tribina)

Pembentukan Warna Laut
 
Pada prinsipnya warna laut ditentukan oleh interaksi dari insiden cahaya dengan
substansi atau partikel yang ada di dalam air. Komponen-komponen penyebab ekstingsi
cahaya, seperti disebutkan di atas, juga menjadi penyebab terjadinya warna laut.
Spektrum cahaya yang memasuki air akan di absopsi dan direfleksi. Absopsi terhadap
cahaya dilakukan oleh molekul-molekul air sendiri dan oleh bahan-bahan yang
terkandung didalamnya seperti bahan terlarut dan bahan tersuspensi terutama plankton.
Cahaya yang diserap/diabsopsi akan dirubah menjadi energi bahang. Cahaya yang
diabsopsi energinya berkurang dan daya tembusnya menurun secara gradual berdasarkan
kedalaman. Cahaya juga akan direfleksikan kembali apabila memasuki air. Refleksi pada
perairan alami sangatlah komplek dan refleksi kompleks kesegala arah dikenal dengan
istilah scattering. Spektrum warna cahaya matahari yang direfleksikan akan memberi
warna dari air itu sendiri. Warna yang diserap tidak akan tampak pada air sebaliknya
warna yang direfleksikan akan tampak.
Bahan-bahan pengeruh (turbidity substance) memiliki distribusi tidak merata secara
horizontal. Pada daerah pantai dan muara sungai tingkat kekeruhannya relatif lebih
tinggi daripada laut terbuka. Hal ini disebabkan oleh masuknya bahan-bahan terlarut
maupun tersuspensi dari daratan. Kekeruhan yang tinggi pada daerah pantai
mengakibatkan warna yang ditimbulkan adalah warna-warna dari spectrum cahaya yang
memiliki gelombang panjang. Pada laut terbuka umumnya kekeruhan rendah dan warna
laut yang mendominasi berasal dari spectrum warna biru yang memiliki gelombang
pendek yang sedikit diabsopsi dan lebih banyak di refleksikan. Penambahan kekeruhan
pada air yang jernih akan menggeser warna air dari spectrum warna biru dengan
gelombang pendek menjadi spectrum warna dengan panjang gelombang lebih tinggi.
Warna air laut akan berubah bila terjadi perubahan turbiditas/kekeruhan yang
diakibatkan oleh selective scattering, Natural absorptive colour, yellow substance dan
discoloring effect oleh materi tersuspensi.
Pada air laut yang jernih dimana tingkat kekeruhan rendah, maka spectrum cahaya
biru dengan gelombang yang pendek (pada = 0.477 m) akan menembus sampai
lapisan yang dalam. Dengan kata lain cahaya biru sedikit yang diabsopsi dan lebih
banyak yang di repleksikan, sehingga air yang kita lihat akan berwarna biru. Dalam hal
ini pengaruh selective scattering sangat dominan. Sebaliknya pada air dengan kekeruhan
rendah, warna biru akan banyak diabsopsi sehingga warna yang direpleksikan adalah
warna lain bergantung pada substansi kekeruhan yang ada. Pada kondisi demikian yang
faktor yang sangat penting adalah natural absorption color dan warna yang dihasilkan
bergeser dari biru menjadi biru-kehijauan (blue-green) dengan panjang gelombang lebih
besar dari 0.477 m. Bila kekeruhan meningkat maka panjang gelombang yang lebih
tinggi akan mewarnai perairan menjadi hijau atau hijau-kuning (green-yellow) dan faktor
yang dominan adalah yellow substance. Apabila tingkat kekeruhan lebih tinggi maka
materi tersuspensi akan menentukan warna air. Secara grafik faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan warna air dapat disajikan pada Gambar 4.
Apabila kekeruhan disebabkan oleh adanya materi tersuspensi seperti fitoplankton
maka fitoplankton akan menyerap banyak warna biru dan merah dan akan merefleksikan
warna hijau (Gambar 5), karena itu kita melihat air berwarna hijau. Pada daerah dengan
kepadatan fitoplankton atau konsentrasi klorofil yang tinggi akan memberikan warna air
yang berbeda dengan daerah dengan konsentrasi klorofil yang lebih rendah. Perbedaan
konsentrasi klorofil akan memberikan warna yang berbeda (Gambar 6). Dari Gambar 6
terlihat peningkatan konsentrasi akan mengakibatkan dua hal terjadi: pertama, puncaknya
bergeser dari biru tua (deep blue) menuju hijau dan kedua, tinggi dari puncak bertambah
dengan warna lebih cerah.
Sumber Pustaka : Hasil penelitian Sunarto, UNPAD 2008
Jelaskan :
1.      Pengaruh cahaya matahari terhadap mekanisme jaring makanan dalam ekosistim perairan.
2.      Adaptasi phytoplankton terhadap cahaya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NO SPAM