Sabtu, 19 November 2011

Materi kuliah angkatan 2011 & 2009 (Arif tribina) APLIKASI PENGGUNAAN PAKAN BERKROMIUM (Cr+³) ORGANIK DALAM BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus, Burch) “SANGKURIANG”

Kromium trivalen (Cr+3) merupakan logam dari kelompok mikromineral yang telah diakui bersifat esensial baik untuk manusia, ruminansia, dan non-ruminansia termasuk ikan.  Hasil riset terdahulu menunjukkan bahwa kromium trivalen (Cr+3) organik terbukti mampu meningkatkan pemanfaatan protein pakan untuk dideposisi dalam tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lac.) maupun nila gift (Oreochromus niloticus) melalui peningkatan efisiensi pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi metabolisme.  Riset kali ini bertujuan untuk mengkaji peran kromium organik terhadap efisiensi pemanfaatan karbohidrat-protein pakan oleh lele dumbo ‘sangkuriang’, yang dapat diindikasikan dari pola glukosa darah post prandial dan pertumbuhannya.  Riset ini memiliki 5 perlakuan pakan dengan kadar kromium organik masing-masing sebesar 0 (kontrol), 1.5, 3.0, 4.5, dan 6.0 ppm Cr+3.  Variabel yang diukur meliputi variabel hematologis, yaitu kadar glukosa darah post prandial; dan variabel bio-fisiologis, seperti laju pertumbuhan, FCR, dan retensi makro-nutrien. Hasil riset memperlihatkan adanya respons positif dari kromium terhadap parameter hematologis. Glukosa darah post prandial pada kelompok ikan yang mengkonsumsi kromium terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, dan cenderung lebih rendah pada kondisi puasa. Kadar glukosa darah pada puncak tertinggi ditunjukkan pada ikan yang mengkonsumsi kromium 6.0 ppm Cr+3, yang terjadi pada jam ke-3 post prandial. Berdasarkan pada hasil pengukuran berbagai parameter bio-fisiologis menunjukkan bahwa lele dumbo yang mengkonsumsi kromium organik cenderung memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Pertumbuhan ikan yang mengkonsumsi kromium organik 3.0 ppm Cr+3 cenderung menunjukkan nilai yang paling baik.  Beberapa parameter lainnya seperti FCR, retensi protein, dan PER menunjukkan nilai yang cenderung semakin baik sejalan dengan peningkatan kadar kromium dalam pakan hingga 6.0 ppm Cr+3. Meskipun demikian, secara statistik menunjukkan adanya perbedaan yang tidak signifikan antar perlakuan (p>0.05) terhadap berbagai parameter bio-fisiologis di atas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suplementasi kromium (Cr+3) organik dengan kadar 3.0 – 6.0 ppm Cr+3 diperlukan pada pakan selama periode pemeliharaan lele dumbo ‘sangkuriang’ agar diperoleh performa hematologis maupun bio-fisiologis ikan yang lebih baik. 
Riset tahap selanjutnya bertujuan untuk mengkaji respons lele dumbo atas frekuensi pemberian pakan yang mengandung kromium organik sebesar 6 ppm Cr+3 terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan. Riset pada tahap ini memiliki 5 perlakuan frekuensi pemberian pakan, yaitu masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 kali sehari.  Hasil terbaik dari riset ini dijadikan acuan untuk pelaksanaan riset tahap selanjutnya dengan tingkat kepadatan yang berbeda, yaitu 100, 200, dan 300 ekor/m2. Variabel yang diukur meliputi indikator bio-fisiologis, seperti efisiensi pemanfaatan pakan, laju pertumbuhan, dan retensi makro-nutrien; dan indikator hematologis, yaitu kadar glukosa darah post prandial. Berdasarkan pada hasil pengukuran terhadap berbagai indikator bio-fisiologis menunjukkan bahwa lele dumbo yang mengkonsumsi pakan perlakuan dengan frekuensi 2 kali sehari dan dengan kepadatan 200 ekor/m2 cenderung memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.  Nilai efisiensi pemanfaatan pakan dari perlakuan tersebut adalah sebesar 1.155 hingga 1.291.  Perlakuan frekuensi pemberian pakan 1 hingga 2 kali menghasilkan respons pemanfaatan protein untuk menjadi protein daging ikan yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Terdapat respons positif dari frekwensi pemberian pakan mengandung kromium organik terhadap indikator hematologis.  Glukosa darah post prandial pada kelompok ikan yang mengkonsumsi pakan perlakuan dengan frekwensi 2 kali sehari terlihat memilki pola yang lebih ideal dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Titik puncak pada pola glukosa darah ikan yang mengkonsumsi pakan dengan frekuensi 2 kali sehari terjadi pada jam ke-2 post prandial.  Berdasarkan pada hasil riset tersebut di atas disarankan untuk memelihara lele dumbo ‘sangkuriang’ pada kepadatan 200 ekor/m2 serta memberi pakan berkromium organik dengan kandungan sebesar 6.0 ppm Cr+3 dan dengan frekwensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari agar diperoleh nilai bio-fisiologis terbaik. 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NO SPAM